Senin, 12 Maret 2012

Sukses tak harus jadi PNS

Dita Harsani
Di sebuah pedesaan yang terletak di daerah bogor jawa barat mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil atau sering kali di sebut dengan PNS. Tidak terkecuali dengan irwan, salah satu pemuda yang ingin sekali mewujudkan mimpinya menjadi seorang PNS demi membahagiakan mamanya yang kini hanya menjadi orang tua tunggal sepeninggal ayahnya 8 tahun yang lalu. Kini irwan masih berstatus menjadi CPNS dan dia ingin segera mewujudkan keinginanya menjadi PNS.
“irwan”: mah……mamah...
“mamah”: iya nak, ada apa sih baru pulang kerja sudah teriak¬-teriak
“irwan”: mama senang tidak kalau irwan bias jadi PNS? “
“mamah”: ya jelas senang sekali nak
“irwan”: jadi begini mah. Tadi di kantor irwan dapet tawaran supaya irwan bias cepat di angkat jadi PNS
“mamah”: memang tawaran dari siapa nak?
“irwan”: dari pak kemal keponakan kepala desa, katanya irwan harus bayar rp.50 juta. Supaya bias di loloskan dalam tes PNS bulan depan mah
“mamah”: hah…. 50 juta???? Yang benar nak…. Itu uang tidak dalam jumlah yang kecil irwan
“irwan”: kan minta tolong sama the nina mah….
“mamah”: iya mama tau tapikan jumlahnya tidak sedikit nak, nanti mama coba bicarakan dengan teteh kamu dulu
Irwan semakin tidak sabar ingin menjadi seorang PNS, ia pun sudah berjanji kepada pak Kemal mengenai uang 50 juta tersebut. Di sisi lain mamah bingung dengan uang 50 juta tersebut, namun mama akhirnya memberanikan diri berbicara dengan teh nina anak pertamanya yang tinggal di Jakarta . mamahpun segera mengabari tentang irwan yang ingin menjadi PNS lewat telepon.
“mama”: hallo…. Assalamu’alaikum?
“teh nina”: iya wa’alaikum salam mah, ada apa mah kok tumben pagi-pagi udah telepon ke nina?


“mamah”: iya nin, bagaimana kabar kamu, suami dan anak-anak?
“teh nina”: alhamdulilah kami semua dalam keadaan baik mah, mama sendiri dan irwan bagaimana kabarnya?
“mamah”: alhamdulilah mama dan irwan baik di sini. Sebenarnya mama ingin mengatakan sesuatu nin
“teh nina”: tentang apa mah?
“mamah”: jadi begini, mama kan kepengen banget irwan bias jadi PNS, nah bulan depan irwan mau ikut tesnya
“teh nina”: ya bagus dong mah kalau begitu, terus masalahnya apa mah?
“mamah”: masalahnya kata irwan buat ikut tes PNS supaya irwan cepet di loloskan sama panitianya harus bayar 50 juta
“teh nina”: astagfirullah mah 50 juta???? Itu uang banyak sekali mah, apa tidak salah mah?
“mamah”: engga nin memang harus segitu jumlahnya. Makanya mama kepengen minta tolong sama kamu. Kira-kira kamu busa tidak bantu irwan?
“teh nina”: iya mah nina mau bantu kalau memang itu mau mamah, nina harap mamah sabar dulu karena nina mau membicarakan masalah ini dengan abang dulu mah
“mamah”: oh ya sudah kalau begitu nak, mamah minta tolong sekali ya nin nanti kabari mamah lagi mengenai masalah ini
Teh nina mulai memikirkan masalah ini, dia bingung bagaimana cara untuk membantu irwan agar mamah senang. Namun di sisi lain di memikirkan masalah anak-anaknya yang akan masuk ke sekolah baru. Pikiranya mulai tak terarah di bingung memikirkan masalah


ini terus-menerus, disisi lain pula dia ingin membahagiakan mamah di masa tuanya dengan mewujudkan mimpi irwan menjadi seorang PNS.
Memang semenjak sepeninggal papanya irwan lah yang tinggal dan menemani mamah di desa karena semenjak menikah dan mempunyai anak teh nina ikut tinggal bersama suaminya di Jakarta. Akhirnya teh nina menceritakan kegelisahanya itu kepada bang umar suaminya, tanggapan bang umar memang baik dengan rencana teh nina yang ingin membantu irwan.
Namun setenah hati bang Umar masih berfikir karena kedua anaknya kan masuk ke sekolah baru secara bersamaan. Dengan itu pastinya akan memerlukan biaya yang lumayan besar. Anak pertamanya akan masuk ke SMA dan anak ke duanya akan masuk ke SMP. Tetapi di sisi lain bang umar juga ingin membantu istrinya menyelesaikan maslah ini, karena bang umar tau bahwa teh nina sangat menyayangi mama nya. Mamah juga adalah orang tua tunggal bagi teh nina dan irwan.
Mamah menginginkan sekali irwan menjadi seorang PNS yang sukses di desanya, mamah hanya ingin irwan menjadi PNS agar Irwan tidak bekerja jauh dari mamah. Mungkin Karena irwan anak bungsu mama juga berharap banyak darinya. Mamah sangat menyayangi irwan, oleh karena itu teh nina ingin mewujud kan mimipi irwan agar teh nina bisa berbakti kepada mamah.
Melihat keadaan ini teh nina semakin bingung dan gelisah. Kerena dia harus memilih mana yang dia harus utamakan dahulu, keperluan anak-anakya atau adik kandungya dan membahagiakan mamah.
Dua hari kemudian mama pun kembali menanyakan mengenai masalah irwan, kepada teh nina lagi lewat telepon. Teh nina pun bingung menjawab pertanyaan dari mamah dan teh nina akhirnya menceritakan kepada mamah tentang keperluan anak-anakanya yang mendesak karena akan masuk ke sekolah baru.
Suara mamah di telepon mulai terdengar agak kecewa, teh nina bingung menyikapi hal ini akhirnya dia meminta maaf kepada mamah kerena tidak bisa menjadi anak yang berbakti. Namun akhirya mama mengerti jika teh nina memang mempunyai tanggungan anak-anaknya.
Mamah bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi, sedangkan anak sulungya sendiri tidak bisa membantu karena memang ada keperluan yang sangat mendesak


perihal anak-anaknya sendiri. Mamah juga belum menceritakan kepada irwan tentang tetehnya yang benar-benar tidak bisa membantu untuk menjadikanya seorang PNS.
Di sisi lain irwan tidak sabar dan terus menerus menanyakan tentang uang 50 juta itu kepada mamahnya. Mamah pun semakin bingung dan tidak tau harus bagaimana lagi cara membantu anak bungsunya itu. Mamah hanya bisa menyuruh irwan untuk sabar saja.
Namun selain itu mendapatkan tawaran dari temannya yang baru pulang dari hongkong untuk bekerja di sana sebagai pekerja pabrik tekstil dari pada tetap di desa menunggu pengangkatan PNS yang tidak pasti dan harus membutuhkan biaya yang sangat mahal sekali.
Tetapi irwan tidak menjawab apa-apa mengenai tawaran temanya itu. Karena dia masih ingin dan mempunyai misi menjadi seorang PNS yang sukses di desanya sendiri. Irwan terus saja menanyakan kepada mamahnya perihal uang itu karena tes PNSnya akan segera di laksakan 2 minggu lagi dan dia juga harus cepat membayarkan uang itu kepada panitianya.
Karena bingung bagaimana cara mendapatkan uang 50 juta untuk ongkos irwan jadi PNS, akhirnya mamah berfikir untuk menjual perkebunan kelapa sewit peniggalan dari suaminya. Mamahpun berniat menjual kepada pak Rohim tetangga mamah sendiri. Pak Rohim kaget ketika mamah mau menjual perkebunan tersebut, karena tadinya mamah tidak ingin sama sekali menjualnya kepada siapapun. Padahal sudah lama pak Rohim ingin membelinya dan baru sekarang mamah menawarkanya sendiri.
Tiba-tiba pak Rohimpun menanyakan kepada mamahapa alas an mamah ingin menjuak perkebunan itu secara mendadak. Akhirnya mamah menceritakan semuanya tentang irwan yang ingin menjadi PNS dan harus membayar 50 juta ke keponakan kepala desa yang bukan lain adalah pak Kemal.
Akhirya setelah mendengar cerita pak Rohim mengatakan mengatakan kepada mamah kalau pak Kemal adalah seorang calo bagi para orang yang ingin di loloskan dalam tes pengangkatan PNS. Karena dulu diapun pernah prnah tertipu oleh pak Kemal tahun kemarin ketika mendaftarkan anaknya yang ingin menjadi PNS juga.
Di desa itu pak Kemal memang sudah terkenah calo yang mejerumuskan para calon pegawai negeri yang ingin cepat di loloskan dan di angkat. Termasuk Irwan yang temakan olah iming-iming dari pak Kemal. Dan pak Rohimpun menyarankan kepada mamah agar jangan

sampai Irwan terjerat apa lagi sampai tertipu oleh pak Kemal seperti dirinya. Dan karena bekerja sama dengan calopun termasuk perbuatan yang dosa.
Mamah sangat kaget mendengar pernyataan pak Rohim, dan mamhpun langsung pulang kerumah dan mecari irwan. Perasaan mamah saat itu sangat kesal dan marah kepada irwan karena di sudah membohongi mamah yang ternyata Irwan ingin menggunakan jasa calo untuk dapat bisa jada PNS. Habis-habisan mamah memarahi irwan mamah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah ridho jika Irwan tetap nekat melakukan hal itu.
Mamah tidak ingin melihat anak-anaknya terjerumus dalam dosa, akhirnya irwan tersadar dengan sikapnya seperti itu yang ingin menghalalkan segala cara untuk kepentingan dirinya sendiri dengancara merebu hak orang lain.
Irwanpun akhirnya berfikir jika orng sukses tidak harus menjadi seorang PNS. Irwan kembali menghubungi temanya yang pernah menawarkan pakerjaan kepadanya untuk bekerja di hongkong sebagai pekerja pabrik. Ia berfikir mungkin memang ini adlah jalan yang terbaik untuknya dan mamahnya juga. Diapun meminta izin kepada mamah untuk pergi bekerja di luar negeri. Mamah juga mengijinkanya walau setengah hati karena tidak ingin jauh dari Irwan anak bungsu yang selalu menemaniny.
Irwanpun belajar untuk mengikhlaskan semua yang sudah terjadi, dia akan tetap pergi walaupun sangat berat meninggalkan mamah dan cita-citanya didesa. Begitupun dengan mamah yang begitu berat yang harus di tinggalkan irwan ke luar negeri untuk bekerja di sana. Dan mungkin mamah akan lama tidak bertemu Irwan karena kontrak bekerja irwan di sana akan lebih dari 3 tahun.
Mamahpun merestui kepergian Irwan dengan berat hati namun mencoba mengikhlaslan anak bungsu kesayanganya pergi ke negeri orang. Tetapi dalam hati mamah lebih rela di tinggal irwn pergi bekerja di tempat lain dari pada harus jad PNS dengan cara curang yang tidak halal dan pastinya akan merugikan irwan untuk kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar