Sabtu, 10 Maret 2012

Topik : Pendidikan

R.Rahmi Puspa.R
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah hirabbil alamin, wa bihii naasta’in, wa ‘ala ummuriddunya waddin, wa sholatu wassalamu ala asrafil ambiyain walmursalin, ‘amaa ba’du.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi yang telah mempertemukan kita disini. Shalawat serta salam tak lupa saya panjatkan pada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya illa yaumul kiyamah.
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih pada ibu guru mata pelajaran yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyampaikan pidato. Pidato saya kali ini bertema tentang Pendidikan.
Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penambahan sarana dan prasarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah untuk memberikan “pendidikan dan pengajaran”.
Persoalan ini krusial mengingat beragamnya kondisi geografis Indonesia yang luas dan terpencar dengan tingkat perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya berbeda. Dalam upaya pembaruan tingkat pendidikan, perhatian difokuskan pada upaya-upaya perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran serta penataan kesempatan mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya melalui cara-cara konvesial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi informasi seperti radio dan televisi. Pemerintah telah menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA. Program dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain. Alternatif yang didentifikasikan adalah :

1. Penambahan daya tampung SLTP yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah baru,
2. Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta,
3. Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran radio, siaran televisi dan lain-lain,
4. Pembukaan kursus - kursus keterampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur penyaluran kemasyarakatan.

Seorang tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat
“Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Marsa, Ing Ngarso Sung Tulada.” Beliau mengklasifikasikan tujuan pendidikan dengan istilah “ tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga kedua” adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Ki Hajar Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka secara batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat. Pengajaran pun jangan hanya mengenai mata pelajaran saja, namun juga mengenai bagaimana cara kita bersosialisasi dilingkungan masyarakat. Dan tentu bukan hanya teori namun juga di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada salah kata semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi Bangsa dan Negara, dan juga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global. Terima kasih atas perhatiannya.

Billahi Taufik Wal Hidayah,
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar