Senin, 12 Maret 2012

Kesederhanaan Hidup

Pratiwi Nurjannah
Mirna adalah seorang anak yang baik, manis, pintar, solehah dan juga selalu membatu orag tuanya. Ia memang dilahirkan sebagai gadis sederhana karena orang tuanya selalu mengajarkannya hidup tanpa kemewahan. Keluarga Mirna sebenarnya adalah keluarga yang termasuk keluarga yang mampu dalam hal keuangan namun ayah mirna adalah ayah yang berkepribadian sederhana. Sejak kecil mirna diajarkan tentang kejujuran dan kesederhanaan hidup. Ibunya selalu berkata biarkan kita hidup sederhana di dunia ini karena hidup didunia ini sementara dan kehidupan akhirat lebih kekal adanya maka perkayalah diri kita untuk kehidupan yang lebih kekal.
“Assalamu `alaikum,” ucap Mirna ketika masuk dalam rumah.
“Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulilah anak ibu sudah pulang,” jawab ibu yang langsung menghampiri mirna.
“iya bu saya sudah pulang. Maaf bu hari ini saya pulang terlambat karena ada tambahan pelajaran dan saya lupa memberitahu ibu,” sesal mirna pada ibunya.
“Tak apa nak ibu mengerti, mungkin karena terlalu sibuk dengan tugas jadi lupa memberitahu ibu. Yang penting jangan melupakan Allah,” pinta ibunya.
“Insya allah bu saya tidak akan melupakan Allah, karena Allah segala-galanya untuk saya,” jelas mirna.

Ke esokan harinya ….
“Alhamdulilah Ya Rabb saya masih bisa merasakan sejuknya udara dipagi hari dan suara adzan subuh yang menyejukkan jiwa. Subhanallah,” ucapnya ketika membuka jendela kamar pada pagi hari.
Mirna setiap pagi membantu pekerjaan orantuanya seperti menyapu, membereskan rumah,menyuci baju sampai menyiram bunga dan tanaman milik orang tuanya. Selain diajarkan hidup sederhana mirna juga diajarkan cara menghargai dan peduli terhadap sesame makhluk Allah yang ada di dunia ini. Mirna merasa beruntung memiliki keluarga yang sangat menyayanginya. Orang tuanya berprinsip mendidik anak tidak perlu menggunakan kekerasan jadi mirna didik oleh orang tuanya tanpa menggunakan kekerasan sekalipun mirna pernah membuat orang tuanya kesal karena sikapnya. Mirna selalu berpikir kedepan dan ia juga tidak takut untuk mengambil resiko walaupun ia tahu akibatnya sangatlah berbahaya. Mirna yakin dan percaya bahwa kekuatan Allah itu lebih besar dari kekuatan siapapun makhluk yang ada di dunia ini. Jika ia salah maka ia langsung meminta maaf namun jika ia benar ia tetap pada argumennya bahwa apa yang ia sampaikan adalah suatu kebenaran namun ia tidak akan menyolot tentang argumennya itu.
Mirna disekolah dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan taat terhadap peraturan yang berlaku. Mirna berusaha menjadi seseorang yang baik dan menyenangkan di antara teman-teman dan gurunya. Selama ia bersekolah ia mendapati berbagai macam karakter teman-teman dan gurunya. Hal itu yang membuat mirna semakin giat bersekolah karena menurutnya dengan kita rajin bersekolah kita juga dapat mengenal karakteristik orang lain, hobby orang lain dan banyak hal lainnya yang selalu muncul ketika berada disekolah.
Tak terasa kini mirna telah beranjak dewasa dan ia pun sudah berusia genap 18 tahun. Ia sekarang telah berada dikelas 3 SMA. Mirna bersekolah disekolah yang cukup elit di kotanya namun walaupun begitu ia tidak pernah merasa sombong Karena ia merasa kesombongan hanyalah milik Allah. Hari demi hari ia lewati dengan mengikuti tambahan pelajaran disekolah dan juga ia tak lupa akan pesan ibundanya yang harus selalu mengingat solat 5 waktu.
Mirna merasa sangat senang karena selama bersekolah ia selalu mendapatkan prestasi dan beasiswa sehingga ia tidak terlalu merepotkan orang tuanya. Walaupun begitu ia tetap rajin menabung dan membantu siapa saja yang membutuhkannya. Orang tuanya juga merasakan hal yang sama yaitu merasa bangga dan bersyukur memiliki seorang anak seperti mirna. Mirna tidak pernah menuntut suatu hal kepada orang tuanya karena ia tahu bahwa jikalau orang tuanya memiliki rezeki lebih maka apapun yang ia butuhkan pasti dipenuhinya.
“Assalamu `alaikum, bu mirna pulang,” sembari mengetuk pintu.
“Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh iya anakku sebentar ibu akan buka kan pintu untukmu nak,” jawab ibu dari dalam rumah sembari membuka pintu.
“Bu mirna membawakan sesuatu untuk ibu, semoga ibu menyukainya. Memang tidaklah mahal bu tetapi ini hanyalah sebuah bingkisan yang mungkin bermanfaat untuk ibu,” sembari memberikan sebuah bingkisan kotak kepada ibunya dan menatap ibunya dengan perasaan was was karena takut ibunya tidak menyukai hadiah darinya.
“Alhamdulilah trimakasih anakku sayang walaupun ini kecil namun isinya sangat bermanfaat bagi ibu. Ini beli pakai uang siapa nak ? ibu dan ayah tidak memberikan uang jajan lebih padamu,” tanya ibu keheranan namun bahagia melihat isikotak tersebut.
“Ini mirna beli memakai uang mirna sendiri bu. Mirna sengaja menabung diam-diam tanpa memberitahu ayah dan ibu karena mirna ingin memberi kejutan kepada ayah dan ibu. Uang saku yang ayah dan ibu berikan itu sudah lebih dari cukup bu,” jelas mirna kepada ibunya.
“Subhanallah nak semoga kau selalu dalam lindungan-Nya. Mirna tahu apa yang ibu inginkan namun ibu tidak pernah tahu apa yang mirna inginkan. Maafkan ibu nak,” memeluk mirna dan menangis di pundak mirna.
“Sudahlah bu jasa ayah dan ibu sudah banyak terhadap mirna. Ayah dan ibu tidak pernah pamrih terhadap apa yang telah ayah dan ibu lakukan kepada mirna. Mirna tak mungkin bisa membalas jasa ayah dan ibu selain mirna berdoa memohon ampun kepada Allah dan juga membuat ayah dan ibu bahagia. Mirna hanya ingin melihat ayah dan ibu selalu tersenyum,” ungkap mirna kepada ibunya.
Sesaat setelah mereka berpelukan tibalah ayah mirna…
“Assalamu `alaikum,” ucap ayah.
“Wa `alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab mirna dan ibunya.
“Waduh ada apa ini ko pada kumpul disini ? pasti pada nunggu ayah pulang kerja ya ? tumben kalian kangen ayah,” sambil senyum simpul kepada mereka.
“Engga yah kita lagi cerita aja ko yah,” jawab ibu.
“Masa sih ? boleh ayah tahu cerita apa ?” Tanya ayah yang merasa penasaran.
“Rahasia ini masalah perempuan yah jadi hanya ibu dan mirna saja yang tahu,” goda ibu pada ayah.
Tiba-tiba mirna datang menghampiri ayahnya yang sedang kebingungan dan memberikan sebungkus hadiah lalu mirna langsung memeluk ayahnya dan mengucapkan kata-kata yang kurang jelas sambil meneteskan air mata dipundak ayahnya.
“Ayah ini hanyalah sebungkus hadiah yang mungkin harganya tak semahal hadiah yang ayah belikan untuk mirna namun mirna berharap ayah menyukai dan semoga bermanfaat,” mirna tak kuasa menahan tangisnya.
“Apa ini mirna ? Ayah pasti suka sayang dan ayah pasti memakainya. Tapi darimana kah kau membeli barang ini nak ? Ayah tak pernah memberimu uang jajan lebih malah ayah telah memotong uang jajanmu sebulan ini,” ucap ayah sambil menatap mirna dengan tatapan kebingungan.
“Ayah ini uang mirna. Mirna mengumpulkan sendiri uang saku yang ayah dan ibu kasih. Menurut mirna uang yang ayah dan ibu berikan itu sudah lebih dari cukup yah. Mirna tidak diberi uang saku pun tak masalah untuk mirna yah. Mirna merasa mirna tidak dapat membalas jasa ayah dan ibu sehingga mirna putuskan untuk memberikan barang-barangini kepada ayah dan ibu. Semoga kalian menyukainya,” ucap mirna pada ayahnya.
“Apakah ayah boleh buka sekarang hadiahnya nak ?,” tanya ayah kepada mirna.
“Boleh yah sangat boleh ayah,” jawab mirna dengan antusiasnya.
Ayah kaget setelah melihat apa isi dari bungkus tersebut ia tak menyangka anaknya ternyata akan membelikannya alat solat lalu ia mencium pipi mirna dengan penuh kasih sayang.
“Mirna sayang trimakasih ayah tidak pernah berpikir sebelumnya kau akan membalikan ayah alat solat lengkap seperti ini. Ayah sangat bahagia dan bangga nak memiliki putri sepertimu. Alhamdulilah Ya Rabb kau berikan aku putri yang solehah aminn,” ucap syukur ayah dan langsung memeluk mirna dengan lembutnya.
“Kami bangga sayang terhadapmu kau selalu membuat kami bahagia dan kau juga selalu membuat kami tersenyum,” ucap ayah lagi kepada mirna.

Disekolah …
“Mirna, bisa bantu ibu sebentar ?,” pinta bu Nurul pada mirna yang ditemuinya di lobby.
“Iya bu. Bantu apa ?,” tanya mirna.
“Tolong umumkan keseluruh kelas bahwa hari minggu akan ada kegiatan porak melalui pengeras suara,” jelas bu nurul.
“Baik bu. Apakah hanya itu bu ?,” tanya mirna.
“Iya mirna hanya itu saja. Hari ini ibu sangat sibuk karena akan ada rapat orang tua murid jadi ibu belum bisa umumkan pengumuman tadi. Mirna trimakasih banyak ya nak,” ucap ibu nurul kepada mirna.
“ Iya bu sama-sama. Mari bu saya permisi untuk mengumumkan dan akan segera kembali kekelas,” pamit mirna pada bu nurul.
Setelah mengumumkan akhirnya mirna kembali kekelasnya karena telah ada guru yang mengajar dikelasnya. Pintu diketuknya dan ia mengucapkan salam.
“Assalamu `alaikum. Maaf pak saya terlambat masuk pelajaran bapa karena tadi ibu nurul meminta bantuan saya untuk mengumumkan porak pada pengeras suara,” jelas mirna pada pak hadi.
“Wa `alaikum salam,” jawab pak hadi dan teman-teman mirna.
“Iya mirna tak apa. Ya silahkan duduk dan mulai belajar kembali,” ucap pak hadi kepada mirna.
Mirna mengikuti pelajaran dengan serius dan penuh pemahaman. Mirna selalu menganggap ilmuyang diberikan gurunya itu sangat penting dan tiada duanya sehingga ia selalu tekun dalam belajar. 1 bulan lagi mirna menuju ujian sekolah dan ujian nasional. Tak henti-hentinya ia memohon doa restu kepada Allah, orang tua, keluarga dan juga guru-gurunya.
Waktu yang dinantikan pun tiba. Semua siswa maupun siswi telah bersiap-siap untuk mengikuti ujian yang sangat menentukan masa depannya. Mereka sekolah selama 3 tahun namun hanya ditentukan dengan 3 hari saja. Sungguh perjuangan yang sangat berat. Mirna selalu tenang dalam mengerjakan soal dan ia pun selalu yakin bahwa iya harus lulus dan mendapat nilai yang memuaskan untuk orang tuanya.
Hari pertama dilalui dengan rasa grogi dan penasaran akan soal dihari berikutnya. Pada hari kedua mereka merasa optimis bahwa mereka akan lulus dan hari ketiga mereka semakin yakin bahwa mereka pasti lulus karena mereka ingin membuat orang tua mereka bangga dan bahagia karena usaha yang dilakukannya tidak sia-sia.
Ujian selama 3 hari telah usai. Sekarang hanya tinggal menunggu keputusan lulus dan tidak lulus. Jawaban itu akan dikirimkan melalui kantor pos dan diantarkan kerumah siswa satu persatu. Mereka semua berdoa, mereka semua was-was, mereka semua menginginkan hasil yang baik dan dapat membanggakan orang tuanya masing-masing. Akhirnya sampailah surat kelulusan itu pada setiap siswa. Mereka membuka surat tersebut dengan membaca solawat nabi dan didampingi oleh orang tuanya.
Perlahan-lahan mereka sobek amplop surat itu dan kemudian mereka membacanya dengan perasaan yang tidak menentu begitu pun dengan mirna yang sedang harap-harap cemas membaca hasil ujiannya. Setelah amplop itu tersobek semua dan hanya tinggal secarik kertas mirna semakin cemas. Ia khawatir jika nantinya ia tidak lulus dan orang tuanya pastilah sangat kecewa. Akhirnya setelah ayah mirna membuka dan membacanya, wajah ayah mirna yang semula tak jelas ronanya kini hanya tersenyum simpul dan langsung memeluk mirna serta mengatakan ucapan selamat atas kelulusannya. Mirna tak menyangka ia akan memperoleh nilai terbaik disekolahnya. Kegigihan mirna selama ini ternyata tidak sia-sia, hasil jerih payahnya selama ini bisa dibanggakan semua itu bisa dilakukan karena apa yang kita lakukan itu semuanya membutuhkan ridho Allah. Hingga akhirnya hidup sederhana itu lebih menyenangkan daripada hidup yang penuh dengan kemewahan. Karena kesederhanaan itu bukan berarti kita hidup miskin tetapi semua yang kita lakukan sesuai kebutuhannya masing-masing dan tidak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar