Senin, 12 Maret 2012

SECERCAH HARAPAN

Dessy Nur I
Kriiiiiing… bunyi jam di pagi hari sangat menusuk gendang telingaku. Tapi terpaksa akhirnya aku bangun juga,terlihat pukul 06.30 di jam ku “Waduuuh gawat hari pertama tahun ajaran baru aku udah telat gini bisa-bisa dimarahin sama senior dah.” Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil handuk dan bergegas mandi.
Sesampainya aku di sekolah,keadaan sekeliling sudah sepi dan aku mulai mencari kumpulan murid-murid baru yang akan melakukan Masa Orientas Siswa ( MOS ). Tapi aku heran mengapa tak ada seorang pun murid baru yang aku temui,lalu tiba-tiba ada seorang senior datang menghampiriku “ Hei,lagi apa kamu disini bukan nya ikut kegiatan MOS malah melamun disini.” ujar kakak senior itu “ Maaf ka,aku terlambat dan aku disini bukan melamun tapi mencari teman-temanku yang lain.” jawabku “ Sudah sudah kamu ga usah banyak bicara cepat ikut saya ke aula sekolah,saya akan berikan kamu sangsi karena kamu terlambat hari ini!” Tanpa banyak kata aku pun mengikuti kakak senior itu menuju aula sekolah yang terletak sisi barat sekolah.
Uuuuh memang benar,aula tersebt telah penuh sesak dengan murid baru dan beberapa kakak senior yang terlihat tengah memberikan pengarahan kepada mereka. “ Hey kamu sini ! saya bingung kenapa kamu hobi sekali melamun “ kata kakak senior itu “ maaf ka” kataku “ Cepat sekarang kamu taruh tas kamu dan berdiri di sudut sebelah sana dan angkat satu kaki mu “ “ baik ka” tanpa sedikitpun protes aku segera melakukan hukuman tersebut,karena aku tau sama saja cari mati kalau melawan kepada kakak senior. Apalagi muka kakak senior yang tadi terlihat galak.
Setelah selesai melakukan hukuman aku segera bergabung bersama teman-temanku yang lain. Selama 3 hari melakukan kegiatan MOS akhirnya kegiatan itu berakhir dan besok aku tinggal mempersiapkan untuk memulai aktivitas sekolah sebagai murid SMA.
Malam ini aku mempersiapkan segala kebutuhan sekolah untuk besok,karena aku tidak mau terlambat seperti hari pertama MOS. Lalu setelah itu aku bergegas tidur karena waktu sudah menunjukan pukul 21.00 dan tak lupa berdoa agar besok menjadi awal yang indanh menjadi siswi SMA.
Alarm jam ku berbunyi tepat pukul 05.00 , aku segera mandi dan melaksanakan shalat subuh. Setelah itu aku membantu pekerjaan rumah lalu bersiap berangkat ke sekolah. Dan ternyata sekolah ku sudah penuh sesak dengan siswa-siswi baru yang sibuk mencari ruang kelas mereka. “ Hai,kamu sedang mencari kelas baru juga ya ? kenalkan namaku Meta,nama kamu siapa? “ tanyaku “ Iya aku juga lagi cari kelas baru,oh iya namaku Resti. Kamu mau ga cari kelas bareng aku? Aku ga ada teman buat mencari kelas.” ujarnya “ Oh tentu saja Res aku mau,karena aku juga ga ada teman. Senang berteman dengan mu” kataku “ Iya Meta aku juga senang berteman dengan mu,yasudah ayo kita cari kelas lagi”
Ku dan Resti pun melanjutkan berkeliling sekolah untuk mencari ruang kelas baruku. Dan sungguh tak diduga aku dan Resti ternyata satu kelas,aku pun senang karena kahirnya aku dan Resti bisa satu kelas. Akhirnya kita memutuskan untuk duduk sebangku di barisan kedua dari sebelah kiri.
Teeeet…. Teeeeet…Teeeet suara nyarib bel sekolah terdengar tepat pada pukul 07.00 lalu semua murid pun mulai memasuki ruang kelas masing-masing “ Uuuh semuanya benar-benar asing kecuali Resti yang duduk manis di sampingku” ujarku dalam hati. Lalu seorang guru mamasuki ruang kelas ku “ Selamat pagi anak-anak” “ Selamat pagi bu..” ucap kami kompak “ Baik lah anak-anak semua perkenalkan saya Ibu Rani guru Bahasa indonesia sekaligus wali kelas kalian. Baik lah ibu sebagai wali kelas kalian,ibu harap kalian semua bisa kompak dan menunjukan kalian kelas yang terbaik. Ingat pembelajaran di SMA beda dengan pembelajaran di SMP.” “ Baik bu kita semua pasti akan kompak bu” kata seorang murid laki-laki yang duduk dibangku balakang “ Bagus kalau begitu,sekarang silahkan kalian memperkenalkan diri kalian satu persatu agar kalian bisa mengenal satu sama lain,silahkan dimulai dari depan ya” perintah Bu Rani
Setelah acara perkenalan selesai,dilanjutkan pengarahan dari Bu Rani mengenai tata belajar di sekolah ini,karena ya maklum saja ini merupakan sekolah elit dan berisi anak-anak yang berprestasi. Lalu 15 menit kemudian bel istirahat pun berbunyi lalu Bu Rani menyudahi pengarahannya kemudian aku dan Resti bergegas menuju kantin sekolah karena memang perut ini sudah keroncongan semenjak tadi.
“ Met kalau boleh saya tahu rumah kamu dimana? “ tanya Resti. “ Dekat kok Res dari sini,kamu mau main kerumahku? “ ajak ku kepada Resti. “ Oh boleh-boleh kalau kamu mengizinkan aku main kerumahmu “ sambut Resti dengan riang. Ternyata suasana kantin sudah penuh sesak karena takut kehabisan makanan aku segera ikut masuk antrian bersama Resti,namun karena langkahku terburu-buru aku menabrak seorang kakak kelas hingga makanan yang di a bawa tumpah. “ Uuups maaf ka aku ga sengaja “ ujarku penuh salah sembari membersihkan baju kakak itu yang kotor karena makanan “ Aduh kamu lagi,ga ada bosannya ya buat ulah terus,baru juga sehari sekolah,sudah-sudah ga usah dibersihkan saya juga bisa sendiri “ lalu kakak tersebut pergi meninggalkanku. “ Iiiih sebel banget deh Res,dari awal MOS sampe sekarang kenapa harus berurusa terus sama kakak itu.” kataku “ Emang kamu ga tau ya Met siapa dia? “ tanya Resti kepadaku “ Boro-boro tau kenal aja engga aku sama dia” jawabku “ “ Iiiih kamu itu ya,dia tuh Kak Nugie kakak kelas tergalak tapi dia itu juara umum di sekolah ini selain itu dia juga juara 1 lomba Fisiki se-Jawa Barat “ ujar Resti lantang “ ih waw keren ya,aku jadi pengen bisa sepintar Kak Nugie” kataku “ Iya Met,katanya dia juga dapat beasiswa berprestasi loh di sekolah ini kan lumayan uang nya buat bantu-bantu meringankan beban orang tua “ “ Ah iya juga ya Res,doain ya biar aku juga bisa seperti dia aku pengen meringankan beban orang tua ku. Jawabku dengan raut sedih “ Iya amiin “ kata Resti “ Eh ngomong-ngomong kok kamu tau semua tentang Kak Nugie sih ?” tanyaku “ Iya Res,kan kakak ku sekolah disini juga jadi aku tau dari cerita kakak ku.” Jawabnya “ Oh pantas saja kamu tau,yasudah ayo kita makan saja nanti masuk “ sembari jalan menuju pojok kantin.
Setelah bel pulang berbunyi aku bergegas pulang karena aku akan membantu ibu berjualan gado-gado di taman kota. Sesampainya dirumah aku melihat ibu tengah mempersiapkan peralatan untuk berjualan “ Bu sini Meta bantu ya “ sembari memasukan alat-alat ke gerobak “ Aduh sudah Met tak sah biar ibu saja,kamu ganti baju saja lalu makan kasian kamu pasti cape pulang sekolah.” larang ibu. “ Tak apa bu Meta tidak cape Meta malah ingin bantu ibu berjualan” kataku “ Kalau kamu bantu ibu berjualan kapan kamu belajarnya? Kan ibu berjualan sampai larut malam Met. “ kata ibu “ Tapi bu Meta ingin meringankan beban ibu” jawabku sedih “ Sudah Met ini sudah kewajiban ibu untuk bekerja mencari nafkah untuk kehidupan kita semenjak kepergian ayah mu,yang terpenting kamu belajar dan raih prestasi buat bangga ibu mu ini “ sembari memeluk ku “ Iya bu,Meta pasti berusaha untuk membuat ibu bangga Meta janji bu” ucapku sambil tersenyum “ Bagus,baru itu anak ibu. Yasudah sana kamu ganti baju lalu makan” perinta ibu “ Baik bu kalau begitu” lalu pergi masuk kedalam rumah untuk berganti baju.
Sembari makan aku memikirkan Kak Nugie,aku ingin sekali bisa seperti dia bisa mendapat beasiswa berprestasi untuk meringankan beban orangtua. Dan akhirnya aku memutuskan untuk giat belajar agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut.
Setelah hari-hari belajar berlalu kini tiba pada UAS semester 1 dan akan aku buktikan bahwa aku bisa mendapatkan peringkat pertama. Dan alhamdulillah usahaku tidak sia-sia,pada hari pembagian raport aku mendapatkan peringkat pertama di kelas dan wali kelas ku bilang bahwa aku akan di ajukan ke Dinas Pendidikan agar mendapatkan beasiswa berprestasi. Aku memberitahukan kabar gembira ini kepada ibuku dan beliau sangan bangga kepadaku “ Kamu memang anak yang pintar Met,ibu bangga dengan mu dan ibu doakan semoga dinas Pendidikan bia menyetujui beasiswa tersebut.” ujar ibu bangga “ Iya bu doakan saja ya,Meta lakukan ini demi masa depan Meta dan bia meringankan beban ibu” kataku seraya memeluk ibu “Terimakasih Met,kamu anak baik” kata ibu “ Iya bu,Meta sayang ibu” ucapku senang.
Setelah 2 minggu,libur semester pun berlalu. Ku lihat Resti berlari menuju ku “ Met..Meta tunggu aku” ucap Resti “ Iya iya,engga usah lari-lari gitu Res aku ga akan pergi jauh, haha” kata ku sambil mencolek Resti “ iiih kamu itu ya Met,oh ya selamet ya Met kamu bisa mendapatkan beasiswa itu. “ kata Resti “ Beasiswa apa sih Res maksud kamu,aku engga ngerti deh?” tanyaku kepada Resti “ loh memangnya kamu belum lihat pengumuman ya kalo kamu mendapatkan beasiswa itu” ujar Resti “ aaah yang benar kamu Res? Alhamdulillah akhirnya aku bia mendapatkan beasiswa itu” kataku sambil memeluk Resti “ iya iya Met tapi jangan peluk-peluk ah malu,aku kan masih suka sama cowo. Hahaha sudah ayo kita ke kelas saja “ canda Resti
Dan ternyata Resti benar,aku berhasil mendapatkan beasiswa itu. Sungguh senangnya hatiku,aku ingin segera pulang dan memberitahukan kabar gembira ini kepada ibu.
Sesampainya dirumah aku langsung memeluk ibu “ Ibu Meta senang sekali hari ini,Meta bisa berhasil mendapatkan beasiswa itu bu “ ujarku senang “ Alhamdulillah ya Met,usahamu tidak sisa-sia ibu juga senang mendengarnya,sekarang tugas mu pertahankan terus prestasi mu ya Met “ ucap ibu “ Siap bu… Meta pasti akan terus mempertahankan prestasi Meta bu. “ kataku
Setelah 3 tahun aku bersekolah disini aku bisa terus mempertahankan prestasiku dan beasiswa itu. Kini aku sudah kelas 3 dan beberapa bulan lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional ( UN ).
Kalau biasanya anak-anak selalu menantikan UN agar bisa cepat menjadi mahasiswa dan lulus dari sekolah,tapi tidak denganku. Aku bingung apakah aku bisa melanjutkan sampai kuliah sedangkan biaya saja aku tak punya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk bercerita dengan Resti tentang masalahku ini.
“ Res kamu mau lanjut kuliah dimana?” tanyaku “ Insya Allah aku mau lanjut di UGM fakultas Psikologi Met,kalau kamu sendiri dimana?” tanya Resti “ Aku engga tau Res,mungkin aku ga lanjut kuliah aku mau kerja saja, Habis boro-boro buat biaya kuliah aku bisa sekolah sampai sekarang kan karena beasiswa” ujarku sedih “ Jangan gitu dong Res,kamu kan bisa kuliah di Ikatan dinas kaya STAN tuh yang tanpa biaya tetapi masa depan terjamin. Apalagi kamu ini pintar pasti kamu bisa masuk deh Met” kata resti. “ Apa benar bebas dari biaya sedikitpu Res? tanyaku “ Benar Res,coba kamu tanya saja guru BK untuk info lebih lanjut lagi Res karena yang aku tahu cuma itu saja.” Katanya “ Baiklah nanti aku coba,terimakasih ya Res kamu memang sahabat terbaiku. Nanti kalau kamu sudah kuliah jangan sampai lupakan aku ya” kataku “ Pasti Meta,karena kamu juga sahabat terbaikku.”
Setelah mendapatkan informasi dari guru BK aku memutuskan membicarakan hal ini dengan ibu. “Bu,Meta ingin bicara sesuatu sama ibu ini tentang masa depan Meta bu.” Ujarku “ Bicara apa Met?” tanya ibu “ Meta ingin kuliah bu,tapi Meta tahu kondisi keluarga kita seperti apa. Tetapi tadi Resti menyarankan agar Meta daftar Ikatan Dinas STAN yang bebas biaya bu,dan kata guru BK di sekolah memang benar begitu nanti kita cuma membayar biaya registrasi Rp.150.000 saja bu.” Lalu ibu diam sejenak “ Kalo memang itu benar bebas biaya sedikutpun ibu mendukung kamu ,karena kalau kamu kuliah di universitas lain jujur saja ibu tidak mampu. Tetapi untuk biaya registrasi itu ibu tidak punya uang Met. “ ujar ibu “ Terimakasih ibu sudah mendukung dan mengizinkan Meta,kalau masalah uang itu biar Meta cari sendiri bu nanti sesudah lulus sekolah Meta mau bekerja dulu ubtuk mencari uang itu toh pembukaannya itu sekitar bulan Agustus bu.” kataku meyakinkan ibu “ Yasudah kalau memang itu pilihan kamu met,ibu minta maaf ya karena ibu tidak bisa mencukupi biaya pendidikan kamu” lalu aku memeluk ibu “Sudah tak apa ibu.”
Akhirnya hari penentuan itu tiba,esok semua siswa siswi kelas 3 disekolahku akan melaksanakan Ujian Nasional. Aku sudah mempersiapkan ini semua dari jauh-jauh hari,karena ak berharap akan memperoleh hasil yang maksimal
Keesokan harinya di sekolah “ Meta,aku takut banget nih mengerjakan soalnya. Aku takut tidak bisa.” ucap Resti “Sudah Res kamu tidak usah takut yang penting kamu berdoa sama Allah agar kita dimudahkan mengerjakan soalnya” lalu bel sekolah berbunyi dan semua siswa memasuki ruangan yang telah ditentukan.
Selama 3 hari kita berjuang menghadapi soal-soal UN,dan sekarang tinggal kita berdoa agar pada saat pengumuman kelulusan nanti semua siswa disini bisa meneriakan kata “LULUS”.
“Alhamdulillah ya Res kita berhasil melawati UN,sekarang kita tinggal berdoa saja agar kita semua lulus.” kataku “Iya amiiiin ya Met. Tapi aku masih ada beban satu lagi,bulan depan aku tes SNMPTN untuk masuk UGM. Kamu doakan ya Met agar nanti aku sukses.” Ucap Resti sambil tersenyum padaku “ Pasti dong Res,apa sih yang tidak buat bestfriend ku ini. Hehe” lalu Resti memelukku “ Terimakasih banyak ya Meta sahabatku,aku juga doakan kamu bisa lolos seleksi STAN nanti.” “ amiiin amiiin amiiin “ lalu aku dan Resti pelang ke rumah masing-masing
Hari ini tepatnya tanggal 28 Mei 2011 adalah hari pengumuman kelulusan Ujian nasional. Dari rumah aku sudah cemas karena takut hal terburuk yang terjadi.Sesampainya disekolahdidepan papan pengumuman sudah dipenuhi oleh anak-anak yang sedang melihathasil pengumuman,lalu aku melangkah denganrasa takut
“ Metaaaa….. kita semua lulus 100% dan kamu menempati urutan pertama loh Met.”kata Resti “Aaaaah yang benar kamu Res? Alhamdulillah aku senang sekali mendengarnya dan ternyata usaha kita semua tidak sia-sia ya Res.” Raut bahagia terlihat dari semua wajah teman-temanku.
Res,sekarang kita sudah tenang setelah melihat hasil UN,sekarang kamu buktikan juga pada saat kamu tes SNMPTN di UGM nanti ya. “ ucapku menyemangati Resti “ Iya Meta,pasti aku akan berjuang lagi kok agar aku bisa masuk UGM,inget loh kamu juga harus bisa buktikan nanti pas tes masuk STAN yah.” Kata Resti balik menyemangatiku. “ Iya iya iya Resti bawel,hahahaha” lalu Resti lari mengejarku
Setelah aku memberitahukan berita ini kepada ibu dan masa-masa sekolah telah berakhiraku memutuskan untuk bekerja untuk sementara. Aku bekerja untuk mencari biaya yang nantinya digunakan untuk biaya Tes seleksi STAN.
Berita gembira datang dari Resti,akhirnya dia bisa lolos seleksi SNMPTN di UGM.dia sangat senang dan aku pun ikut bahagia mendengarnya, Sekarang tinggal aku yang buktikan bahwaaku pun bisa masuk STAN demi keluarga dan masa depanku.
Hari ini adalah hari tes masuk STAN,aku sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari agar aku bisa. Setelah selesai tes,aku berdoa kepada Allah semogaaku diberi hidayah agar aku lolos seleksi.
Sembari menunggu hasil tes masuk STAN,kesehariannya aku membantu ibu berjualan gado-gado. Aku sangat senang karena bisa meringankan beban ibu.
Setelah dua minggu berlalu tibalah saatnya pengumuman hasil masuk,aku menunggu kiriman pos dirumah dengan harap-harap cemas. Lalu siang harinya pada saat aku sedang membantu ibu berjualan adikku datang menghampiriku. “ Kakak ini tadi kakak dapat kiriman surat dari pak pos,tapi Ine belum membukanya ka” ujar adikku. “ Oh iya terimakasih ya Ine kamu sudah jauh-jauh mengantrkan surat ini ke kakak,bu Meta tidak berani membukanya bu Meta takut.” Kataku. Lalu ibu bicara padaku “Kamu tidak usah takut Met ayo cepat buka semoga berita ini menggembirakan.
Lalu aku memeluk ibu dan adikku “ Ibuuuuu Alhamdulillah Meta diterima di STAN bu,sekarang Meta bisa membahagiakan ibu.” “ Iya Met syukur Alhamdulillah ya Allah sudah menunjukan yang terbaik untuk keluarga kita dan masa depan kamu. Tetapi ini semua tidak terlepas dari usaha dan kerja kerasmu untuk bisa masuk STAN Met.” Kata ibu “Iya bu,tapi semua juga karena doa dari ibu,Meta pasti akan menunjukan kalau Meta bisa merubah hidup keluarga kita lebih baik lagi bu.” Ujarku bangga
Aku mengabari Resti tentang berita bahagia ini dan Resti bangga kepadaku karena aku bisa membuktikan bahwa aku bisa.Sekarang adalah hari pertama aku kuliah di STAN,aku mengambil prodi perpajakan. Aku senang sekali bisa kuliah disini.
Setelah 3 semester aku kuliah disini,aku ditawari magang kerja di kantor pajak setempat. Dan tanpa pikir panjang aku menerima tawaran kerja dari STAN itu.
Syukur Alhamdulillah aku kuliah tidak mengeluarkan biaya malah aku yang mendapatkan uang selama aku kuliah disini. Dan sekarang aku bisa membelikan kios untuk ibu berjualan gado-gado,karena ibu tidak mau berhenti bekerja meskipun aku telah memperoleh pekerjaan yang gajinya lumayan untuk kehidupan kita dan bisa menyekolahkan adikku Ine.
Sekarang aku tahu jika memang aku sungguh-sungguh dengan kemauanku maka aku bisa mendapatkannya. Tetapi kemauan itu harus diselingi dengan usaha,kerja keras dan tak lupa doa kepada Allah SWT.




-TAMAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar