Senin, 12 Maret 2012

Di Balik Keanehan Novita

Nurul Moelina
Di pagi yang cerah tepat di dalam kelas SMA Nusa Indah. Viya, Lina, Leni sedang asyik bercanda. Tiba-tiba bu guru masuk kelas dengan seorang gadis yang usianya sama seperti mereka, dan bu guru pun mempersilahkan gadis itu untuk memperkenalkan diri.
Viya : guys… coba deh liat tuh anak, gak banget deh (dengan nada kecil Viya menoleh ke kedua teman baiknnya )
Lina : eh coba deh perhatiin dia. Kalo di pikir-pikir mirip si hitam ya hahaha
Leni dan Viya : hahaha bener banget Viy….
Namanya Novita, tetapi mereka lebih senang memanggilnya Novi. Ia pindahan dari Yogyakarta. Penampilan Novi sangat tidak keren, rambutnya di kepang dua berhias pita. Kacamatanya tebal dengan bingkai plastik. Model bajunya sangat sederhana jika dibandingkan dengan kelompok mereka. Oh ya mereka adalah kelompok anak top di SMA Nusa Indah. Viya ketua kelas dan jago menggambar, gambar-gambarnya banyak Memenangkan perlombaan. Lina, ia gadis yang sangat cantik, ia mayoret di Marching band sekolahnya. Leni bertubuh tinggi, ia model yang terkenal. Nah,bisa di bayangkan, betapa terkenalnya mereka di lingkungan sekolah.
Suatu ketika Viya berjalan di koridor kelas dan sedang asyik BBM dengan Leni tiba-tiba brruuggg !! Viya terpleset dan jatuh
“Aw sakit,,,,”
Dari arah belakang terdengar suara “ ya ampun kamu kenapa Viy, ayo sini saya bantu berdiri”
tidak di sangka itu suara Novi. Ya benar Novi si hitam.
“kamu tidak apa-apa kan Viy ?” ucap Novi
“Emm,,, saya gak apa-apa ko” Viya pergi meninggalkan Novi tanpa mengucapkan terimakasih.
Novi sebenarnya anak yang baik dan ramah. Namun, karena penampilanya kuno, mereka jadi sering menyamakanya dengan si Novi hitam. Itu loh…tokoh penyihir nyentrik di film donal. hanya saja Novi tidak punya kekuatan sihir. Novi yang aneh ini, berteman dengan anak-anak aneh juga. Misalnya, Lala si kutu buku. Mereka juluki si penunggu perpustakaan, juga Boby,si calon ilmuan kesasar. Mereka tau itu sikap yang tidak baik, namun bagaimana lagi? Menurut mereka aneh jika mereka, anak-anak top, bermain dengan anak-anak aneh, Nanti mereka tidak mengerti, kalau mereka ngobrol tentang hal-hal baru yang sedang buming (pikir mereka).
Tiba-tiba bu guru masuk kelas dan mengumumkan
“Anak-anak siapkan kertas,sekarang kita ulangan ”
“Iya bu….” Jawab anak-anak kelas
Viya,Lina, : “loh ko ulangannya dadakan sih”
“iya nih saya belum belajar “ sahut Leni
Tes pun selesai tinggal menunggu hasil, mereka sedang asyik bermain hp mereka masing-masing yang menurutnya super canggih di banding yang lain, sedangkan bu guru sedang asyik mengoreksi.
Tidak lama kemudian bu guru mengumumkan hasil ulangan mereka. Ada hal yang mengejutkan. Si aneh Novi ternyata cerdas. Bayangkan, nilai ulanganya seratus ! Viya, Lina, Leni sedikit kagum juga padanya. Menurut penyelidikannya, Novi berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki. Mereka sering melihat ia berjalan bersama anak-anak kelompok aneh. Rupanya anak-anak dari kelompok aneh sering bermain ke rumah Novi. Mereka jadi penasaran. Namun maaf-maaf saja kalau mereka harus ikut main ke sana, Jelasnya.
Sudah satu minggu Novi tidak masuk sekolah karena sakit tivus . Tiba-tiba mereka di kagetkan oleh kabar yang di bawa Bu Dian. Bu Dian adalah wali kelas mereka. Kata beliau, Novi memenangkan lomba cepat tepat ekonomi akutansi tingkat nasional ! Semua murid tampak senang. Dan kelompok mereka sajalah yang paling terkejut. “Hah ? Si Novi ?” sahut kelompok mereka dengan sangat terkejut. “Anak-anak sudah satu minggu novi sakit, sebaiknnya kita semua menengoknnya dan sekalian memberikan ucapan selamat padanya” ujar bu guru.
Viya : “aduh bu kalo sekarang saya tidak bisa ikut soalnnya ada urusan keluarga bu,,,”
“Ya sudah tidak apa-apa”
“saya juga bu”
“ apalagi saya bu” ujar Leni dan Lina
padahal mereka hanya membuat alasan agar tidak ikut menengok novi.
Lala : “loh ko jadi gak pada ikut sih..? ayo dong kalian ikut semua..”
Boby : “iya nih gak seru !”
“Sudah-sudah sebaiknnya Leni,Lina,Viya ikut dengan Lala dan Boby” ujar bu guru
Demi rasa setia kawan, akhirnya mereka semua menerima ajakan Lala untuk menengok Novi sekaligus menyampaikan kabar gembira itu. “Kemarin Novi menelepon, dia sudah agak baikan. Sebaiknya siang nanti kita main ke sana. Kalian belum tahu rumahnya kan ? dekat kok dari sekolah,kita bisa berjalan kaki ke sana’’ Lala memberi penjelasan. Mereka mengangguk. Menurut bayangan mereka, rumah Novi pasti sederhana di dalam kampung.
Siang itu tidak tahu kenapa rasanya hari ini sangat panas dan kaki mereka pun terasa pegal karena harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Novi. Di sepanjang jalan mereka terus mengeluh dan menghina rumah novi. Lina : “aduh… saya kan gak pernah jalan kaki kayak gini cape deh ! pasti nanti rumah Novi kumuh,jelek dan bau, urrgghh…….”
“Tuh di ujung jalan sebelah sana rumah Novi ” ujar Boby. mereka bertiga pun tidak menghiraukan apa yang Boby bilang karena mereka terlalu letih namun, setibannya mereka di ujung jalan dugaan mereka bertiga meleset seratus persen ! rumah Novi sangat bagus dan mewah. Memang sih, agak di dalam kampung. Pantas saja sepanjang mereka berjalan tetangga-tetangga Novi melihat mereka dengan ramah.
“non Lala ! Mau ke rumah non Novi ya ? dia sudah lumayan sehat.” Ujar salah seorang ibu yang sedang berjalan.
Pasti Novi anak yang baik, sehingga banyak orang memperhatikannya.
Lala dan Boby langsung memencet bel. teeettt..teeettt…
Kemudian dibukakanlah pintu oleh seorang ibu-ibu.
“eh teman-temannya non Novi..”
Dalam hati mereka “ hah ? non Novi apa gak salah denger ”
“Ayo masuk, non Novi ada di dalam”
“Wah ada kalian ?” Novi menyambut mereka dengan gembira. Mereka sangat malu atas penilaian mereka selama ini. Rumah Novi ternyata megah dan di disain sempurna di lengkapi dengan ruang perpustakaan yang lengkap. Mata mereka hampir melotot keluar jangan kan kumpulan komik serial cantik, serial harry potter-nya pun ada yang dalam bahasa inggris !” kalian suka harry potter,kan? ini hadiah dari Mr.Smith, teman papah di Paris. Setiap kali ada koleksi baru Mr.Smith selalu mengirimkan satu buatku,” Novi berkata tanpa ada nada kesombongan .
Rasa terkejut mereka belum hilang saat melihat foto keluarga. Astaga, ternyata papah Novi seorang peneliti terkenal yang sering muncul di televisi ! mamahnya dokter spesialis terkenal yang mengasuh rubrik kesehatan di sebuah majalah wanita terkenal. Ternyata Novi anak yang istimewa. Mereka semakin bertambah malu ! “Novi, selamat ya, kamu memenangkan lomba ekonomi akuntansi ! kamu hebat !” mencoba mencairkan suasana. “Ah bisa saja ! papah dan mamah yang mendorong Novi ikut lomba itu. Bu Diana dan kalian juga ikut mendukung. Jadi Novi maju terus deh. Eh ternyata, kok menang !” Novi berkata merendah dan tidak sombong. Kelebihan Novi tidak hanya di bidang pelajaran. Sewaktu mereka masuk ke dalam kamarnya, ada setumpuk piala dan piagam di sana. Astaga ! Novi pernah juara di bidang penulisan cerpen dan puisi, piano, lomba pidato bahasa Inggris dan Prancis.
Karena penasaran, mereka terus bertanya kepada Novi.tanpa bermaksud menyombongkan diri, Novi pun bercerita tentang dirinya. Rupannya dia lahir di Amerika. Sewaktu SMP di Paris. kemudian keluargannya kembali ke Yogyakarta dan akhirnya di SMA mereka. wow,,, pantas dia pandai berbahasa Inggris dan Prancis. Luar biasa ! mereka semakin malu. Mereka tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Novi. Novi yang selama ini kami anggap aneh,ternyata luar biasa. Novi membuktikan pada mereka bahwa penampilan itu bukan segala-galanya. Gara-gara Novi, mereka tidak lagi menganggap diri mereka sebagai kelompok paling top di sekolah, yah si aneh Novi telah membuat mereka sadar. Merekalah yang aneh dalam memilih teman berdasarkan penampilan dan mulai sekarang mereka telah janji tidak akan memilih-milih teman.
Viya mencoba minta maaf pada Novi karena kelompoknya sering menghinanya ,“Nov maafin kami ya selama ini kami jahat sama kamu” ujar viya dan teman-temannya sambil memasang muka menyesal. “Sudahlah kalian tidak perlu meminta maaf, kaliankan tidak salah mungkin benar penampilan saya sedikit aneh” novi tersenyum kearah mereka
Semenjak kejadian itu mereka setiap hari selalu bersama-sama. Tidak ada lagi perbedaan di antara mereka. Senang,sedih mereka lewati bersama tanpa di sadari sebentar lagi mereka akan keluar dari SMA. SMA yang membuat mereka mengerti apa artinya teman.
Sebulan telah berlalu mereka semua sudah melaksanakan ujian nasional dengan baik.Namun, seharian ini Viya terus menangis. Lina dan Leni akan melanjutkan di universitas yang sama. Sedangkan Viya akan melanjutkan ke universitas lain. Novi akan melanjutkan ke luar negeri sedangkan Boby dan Lala tidak akan melanjutkan karena mereka sudah punya cita-cita untuk bekerja. Dan hari itu Viya menerima pengumuman, apakah Viya masuk dalam siswa yang diterima di universitas yang dia tuju. Sekitar pukul 8 malam, sms mulai masuk ke dalam handphone Viya, akhirnya dia buka, dan kata 'Berhasil' tersemat di dalamnya, dia buka perlahan sambil menutup mata. “Alhamdulillah ya Allah ... saya .diterima.di universitas yang saya inginkan” Viya cukup bingung menghadapinya, apakah dia harus tersenyum atau malah menangis karena mereka akan berpisah, akhirnya istilah onlain-pun dia buka, Viya mengetik sebuah nama situs yang memuat hasil pengumuman universitas yang Lina dan Leni tuju, tanpa diduga nama Lina tertera, tak jauh kemudian nama Leni tertulis gagah pada nomor 134, Viya menangis sejadi-jadinya, makan siangnya yang berkuah pun kini kuahnya telah tidak ada, dia membayangkan sebuah perpisahan yang pahit, dia tahu sekolah di universitas terbaik itu sangat sulit untuk meluangkan waktu, apalagi untuk berkumpul bersama. Hari itu penerimaan raport, Viya kembali menduduki rating 3 di kelas, sedangkan Leni dan Lina mendapat rating masing - masing 2 dan 1, diam-diam viya merasakan sebuah penyesalan, mengapa kemarin dia tidak ikut mendaftar di universitas yang Lina dan Leni tuju, pasti dia bisa bergabung bersama mereka karena dia sangat yakin memiliki kemampuan yang sama dengan mereka.
Sholat maghrib pun Viya meneteskan air mata, terlebih setelah melihat cd yang berisi acara perpisahan mereka di sekolah, Viya menangis dan mencoba tak mengeluh.“Tuhan mengapa kami harus berpisah? Kami sudah seperti keluarga, kemanapun kami berjalan bersama, melewati hari bersama.. Bertengkar, tertawa, marah, telah kami lalui, terlebih setelah masalah kami dengan Novi. namun kini kami harus berpisah, sakit rasanya Tuhan.” Viya pertanyakan hal itu dalam hati berkali kali, sebenarnya saat mereka menghadapi tes masuk universitas itu Viya berpuasa, dia bingung, apa dia harus mendo'akan mereka karena itu cita-cita mereka? atau dia harus berharap agar mereka tak pernah lulus dalam seleksi itu, karena Viya ingin tetap bersama. Saya bingung namun rupanya pada hari itu Yang Kuasa menjawabnya, mereka harus mengejar mimpinya dan Viya harus rela melepasnya, walau mereka berpisah dan walau Viya adalah penyandang mahasiswa di universitas yang biasa saja sedangakan Lina dan Leni penyandang status mahasiswa di universitas terbaik tetapi Viya yakin tak ada status mantan Sahabat. Viya pun yakin sesibuk apapun mereka nanti, pasti mereka tetap mempunyai waktu tuk berkumpul. Dan untuk mengejar cita-cita, mereka harus berjuang dan harus semangat menjalani apapun dan mereka akan selalu ingat, di manapun mereka berada bersama siapapun, mereka tidak akan membeda-bedakan teman karena itu pelajaran yang kita ambil dari Novi. Mereka pun telah berjanji suatu hari nanti mereka akan sukses dan berkumpul bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar