Minggu, 27 November 2011

Majas

Majas : Gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.
1) Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam

2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi

3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk

5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba

6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan

7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca

8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal

10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis

11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang

12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan

14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia

16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa

18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek

19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu

24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya

25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat

26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo

27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
Macam macam majas
majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata,frasa, klausa, dan kalimat.::
a. Majas Perulangan
(1) Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
Contoh: Kau keraskan kalbunya
Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih
(2) Asonansi
Asonansi adalah majas repetisi yang berwujud perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata.Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.
Contoh:
Segala ada menekan dada
Mati api di dalam hati
Harum sekuntum bunga rahasia
Dengan hitam kelam
(3) Anafora
Anafora adalah majas repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris
atau kalimat.
Contoh:
Kucari kau dalam toko-toko.
Kucari kau karena cemas karena sayang.
Kucari kau karena sayang karena bimbang.
Kucari kau karena kaya mesti diganyang.
(4) Epifora
Epifora adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh:
Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur.
Aku mencercah daging ketika kau tidur.
(5) Simploke
Simploke adalah majas repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris
(kalimat secara berturut-turut).
Contoh:
Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah.
Ada selusin piring ditumpuk ke atas.Tak pecah.
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.
b. Majas Perbandingan
(1) Perumpamaan
Perumpamaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis majas ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana,serupa.
Contoh: Seperti air dengan minyak.
(2) Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara implisit.
Contoh: Aku adalah angin yang kembara.
(3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.
Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.
(4) Alegori
Alegori adalah majas yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon,
antara lain:
Fabel, contoh : Kancil dan Buaya
Parabel, contoh : Cerita Adam dan Hawa
(5) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.
(6) Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh: Capek mulut saya berbicara.
(7) Tautologi
Tautologi adalah majas yang menggunakan kata atau frasa yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?
c. Majas Pertentangan
(1) Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran, maupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.
(2) Litotes
Litotes adalah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
(3) Ironi
Ironi adalah majas yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Bagus benar rapormu Mir, banyak merahnya.
(4) Satire
Satire adalah majas sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh:
Jemu aku dengan bicaramu
Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut sampah
(5) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
(6) Klimaks
Klimaks adalah majas yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa, dan negara.
(7) Antiklimaks
Antiklimaks adalah suatu pemyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Contoh: Jangankan sepuluh ribu, seribu, atau seratus, satu rupiah pun aku tak punya.
(8) Sinisme
Sinisme adalah majas yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.
Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di guran Sahara pun dapat Anda hitung.
(9) Sarkasme
Sarkasme adalah majas yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.
Contoh: Kau memang benar-benar bajingan.
d. Majas Pertautan
(1) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
(2) Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
(3) Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?
(4) Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.
(5) Elipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh:
Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi).
Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (penghilangan subjek).
Saya sekarang sudah mengerti (penghilangan objek).
Saya akan berangkat (penghilangan unsur keterangan).
Mari makan! (penghilangan subjek dan objek).
(6) Asindeton
Asindenton adalah majas yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
(7) Polisindenton
Polisindenton adalah majas yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana
Nur Sutan Iskandar, lahir di Sungai Batang-Sumatra tahun 1893. Belajar di Kweekschool (sekolah guru), menjadi guru bantu di Muarbliti dan Padang. Akhirnya duduk sebagai korektor di Balai Pustaka.Dialah "Raja Balai Pustaka" karena banyaknya karya yang ditulis, dan kepandaiannya dalam membangun suasana roman-romannya.

Karya-karyanya: Apa Dayaku karena aku Seorang Perempuan (1923, masih memakai nama Nursiah), Korban karena Percintaan (1924), Karena Mertua (1932), Tuba Dibalas Susu (1933), Katak Hendak Menjadi Lembu (1935), Cobaan (1947), Hutagalung Raja (1934), Neraka Dunia (1937), Djagir Bali (1946), Udjian Massa (1942).

Ia juga menterjemahkan antara lain: L. Avare karangan Moliore dengan judul Si Bachil. Motif utama dalam karangan-karangannya ialah perjuangan generasi muda menentang adat.

Jika Nur Sutan Iskandar tercatat sebagai "Raja Balai Pustaka" karena banyaknya karya yang ditulis, sedikit berkhayal tar mungkinkah di antara kita adalah "Raja Shvoong"?


Unsur-Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilaUnsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita, namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya/cerita.Unsur ekstrinsik meliputi agama, politik, sejarah, budaya.
Nilai Sastra
Nilai-nilai sastra yang tersirat dalam novel ini adalah nilai-nilai yang mendorong seseorang untuk menghargai karya orang lain.
Nilai Moral
Hendaknya kita harus mengalah kepada orang yang lebih lemah dari kita seperti yang dilakukan Haris dan Riri yang rela mengorbankan cintanya hanya untuk menyelematkan nyawa Bandi
Nilai Agama
Kita harus bersyukur atas apa yang telh diberikan oleh Tuhan seperti yang dilakukan oleh Bandi yang mensyukuri keadaan tubuhnya itu
NilaiSosial
Rasa kebersamaan yang terjalin dapat merupakan suatu alasan untu memaafkan orang lain seperti dalam cerita ini dimana Bandi memaafkan kesalahan yang telah dilakukan Haris dan Riri
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.Di dalam novel ini amanat yang dipergunakan adalah secara implisit yaitu pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung.Jadi pembaca sendiri yang harus mencarinya (tersirat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar