Jumat, 09 Desember 2011

Contoh Khutbah

NASKAH KHUTBAH IDUL FITRI 1428 H

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Yaa Allah, Maha Agung asma-MU. Wahai Dzat yang Maha Adil dan Maha luas kasih sayang-Nya. Maha tinggi kemuliaan-Mu yaa ‘Aziiz, wahai Dzat yang senantiasa mencurahkan rahmat dan nikmat kepada para hamba-Nya. Maha besar kekuasaan-Mu yaa Maalik.
Yaa Rahman, inilah kami para hamba-Mu. Kami datang bersimpuh di hadapan kebesaran-Mu. Inilah kami, yaa ‘Aziiz, makhluk-makhluk-Mu yang lemah dan tak berdaya, kini duduk di hadapan altar kemuliaan dan keagungan-Mu. Ya Rahiim, inilah kami hamba-Mu yang tak pernah luput dari kesalahan dan dosa, sering lalai dan alpa, yang acapkali bertengkar untuk memperebutkan bangkai-bangkai dunia; kini kami hadir menyerahkan segenap jiwa dan raga di depan pintu kekuasaan-Mu. Yaa Ghaani, inilah kami, orang-orang fakir yang menundukkan kepala karena malu kepada-Mu, kini kami menengadahkan tangan-tangan kami untuk memohon belas kasih-Mu.
Yaa Allah, Yaa Rahman, yaa Rahiim. Kami yang berkumpul di tempat ini, pada pagi ini, adalah para hambu-Mu. Saat Ramadhan kami tertatih-tatih mendekatkan diri kepada-Mu karena berharap kasih sayang-Mu. Yaa Allah, setiap saat kami berusaha mengetuk pintu-Mu dengan rasa lapar dan dahaga. Yaa Allah, setiap malam kami berusaha membaca al-Quran untuk memahami petunjuk-Mu. Setiap saat kami menyeru-Mu dengan dzikir dan doa. Semua itu, yaa Rahman, hanya untuk menggapai ridla dan janji-Mu. Engkaulah Dzat yang maha mengetahui apa yang telah kami lakukan.
Bagi-Mu, segala puji wahai Dzat yang telah menunjuki kami dengan agama-Mu. Kami bersaksi, bahwa tiada Rabb yang patut disembah selain Engkau, wahai Dzat yang Maha Agung dan Maha Mulia, yang keagungan dan ke-muliaan-Mu tidak akan sirna, meskipun seluruh manusia Kafir dan durhaka kepada-Mu. Yaa Rahman, kami bersaksi, bahwa Nabi Muhammad saw. adalah utusan-Mu, suri teladan bagi seluruh umat manusia. Shalawat dan salam semoga Engkau limpahkan kepada beliau saw, keluarga, kerabat dan shahabat beliau, serta kaum Muslim yang secara konsisten dan konsekuen menjalankan dan mendakwahkan ajarannya hingga Hari Kiamat.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Hadirin yang dimuliakan Allah. Ramadhan berlalu sudah. Kini kaum Muslim menggemakan takbir, tahlil dan tahmid serentak di seluruh dunia sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan untuk mendirikan ibadah di bulan Ramadhan; shaum mulai terbit fajar sampai matahari terbenam, membaca al-Quran, menghidupkan malam dengan tarawih, i’tikaf, dan berdzikir. Bulan yang membuat orang Mukmin berlinang air mata, mengingat akan kealpaan, dosa, kelalaian, dan kemaksiatan diri. Bulan untuk introspeksi diri terhadap apa yang telah dilakukan. Semuanya itu ditujukan untuk mendekatkan diri kepada-Mu. Inilah bulan yang Allah telah berikan kesempatan kepada kita untuk berkaca dan memperbaiki diri. Inilah Bulan yang Allah SWT limpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Inilah Bulan yang Allah SWT janjikan ampunan. Ampunan atas seluruh dosa kita sebelumnya, sehingga kita bagaikan manusia yang terlahir kembali. Subhanallah Allahu Akbar.
Ada getar keharuan dalam hati kita. Ramadhan yang barakah, berlimpah rahmat, dan ampunan Allah, telah meninggalkan kita. Akankah kita bertemu dengan Ramadhan berikutnya? Jujur kita menjawab Wallahu a’lam. Tidak tahu.
Ramadhan telah berlalu. Ada pertanyaan penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita. Apakah shaum kita telah berhasil? Bisakah kita disebut berhasil dan meraih kemenangan, sementara Ramadhan kita tidak banyak berpengaruh terhadap penyelesaian persoalan utama umat. Apakah pantas kita disebut berhasil, sementara umat tetap saja hidup menderita. Musuh-musuh Allah, kaum Kuffar, masih saja membunuhi kaum Muslim . Penguasa-penguasa di negeri-negeri Islam juga masih saja tidak melindungi rakyatnya. Mereka juga tidak peduli apakah kebutuhan bahan pokok rakyatnya terjamin atau tidak. Bahkan penguasa-penguasa negeri Islam lebih mementingkan ridha negara-negara Kafir penjajah, meskipun harus memenjarakan, menzalimi, bahkan membunuh rakyatnya sendiri.
Pada hari ini pun kita menyaksikan betapa para pemimpin dan politisi lebih sibuk bertikai, saling berebut kursi, saling menipu demi kekuasaan dan kedudukan, juga demi harta. Mengapa umat Islam masih diliputi oleh kemiskinan dan kebodohan? KKN dan berbagai penyimpangan pun masih merajelala. Belum lagi perjudian, pornografi, pelacuran, masih saja berjalan, bahkan di bulan Ramadan sekalipun. Kriminalitas, seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian, dan lain-lain masih merupakan bagian dari keseharian hidup masyarakat kita.
Pada hari ini pun kita masih menjadi saksi, betapa negara-negara Kafir penjajah, seperti Amerika dan Inggris bertindak semena-mena terhadap kaum Muslim. Isu terorisme juga telah menjadi senjata ampuh bagi negara-negara imperialis Barat, yang dipimpin oleh AS dan Inggris, beserta sekutunya, seperti Australia, untuk menguasai dan mencengkram negeri-negeri Islam. Bahkan, kini AS dan Inggris telah menjadikan perang melawan terorisme sebagai kedok untuk memerangi Islam, dengan memerangi syariah dan Khilafah. Karena mereka sadar, bahwa kembalinya syariah dan Khilafah yang kedua kalinya di muka bumi ini tidak bisa dibendung lagi. Maka, secara spesifik, isu itu digunakan untuk menggiring opini publik dunia pada suatu perang global terhadap kaum Muslim yang memperjuangkan kembalinya supremasi Islam, bukan saja sebagai agama ritual, tetapi juga sebagai ajaran politik yang agung. Mereka paham, bahwa perjuangan penegakan syariah secara nyata telah mengancam hegemoni sistem Kapitalisme yang menjajah dunia, khususnya dunia Islam, saat ini.
Sementara itu, di negeri-negeri Islam yang lain, penderitaan kaum Muslim tidak kalah tragisnya. Umat Islam di berbagai negeri Muslim hingga kini masih tetap dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan di tengah-tengah sumberdaya alam mereka yang melimpah ruah. Afganistan dan Irak, hingga kini tetap diduduki kaum Kafir penjajah pimpinan AS. Kaum Muslim di Palestina juga masih tetap menderita dalam cengkeraman Yahudi Israel. Di Asia Tengah, seperti Uzbekistan dan Kirgistan, umat Islam pun masih tetap dalam belenggu kekejaman para penguasa diktator, yang menjadi agen kaum Kafir penjajah. Demikian juga yang terjadi di Chechnya, Dagestan, Khasmir, Pattani dan Philipina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar